HUBUNGAN PELAKSANAAN EMPAT PILAR DENGAN KEJADIAN REHOSPITALISASI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

Agnes Silvina Marbun

Abstract


ABSTRAK

 

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Banyak komplikasi yang muncul akibat penyakit diabetes ini, hal yang dapat dilakukan oleh penderita DM adalah mencegah komplikasi dengan cara mengontrol dan mengendalikan penyakitnya agar dapat mempertahankan kehidupan yaitu dengan mematuhi atau menjalankan empat pilar pengelolaan diabetes sehingga penderita DM terhindar dari kejadian rehospitalisasi, dimana suatu keadaan yang dialami penderita diabetes melitus dimana penderita mengalami kegagalan dalam menjaga kadar gula darahnya. Untuk menghindari peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus dibutuhkan perilaku yang baik, yaitu dengan cara melaksanakan empat pilar yakni peningkatan edukasi, pengaturan diet, olahraga, dan mengkonsumsi obat secara teratur. Penelitian ini bersifat deskriptif korelasi dengan desain penelitian adalah cross-sectional study yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan empat pilar dengan kejadian rehospitalisasi pada penderita diabetes melitus. Populasi penelitian adalah seluruh penderita diabetes melitus yang di rawat ulang yang berjumlah 238 orang dengan jumlah sampel sebanyak 34 orang. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini peneliti membagikan kuesioner kepada responden. Analisa data dilakukan dengan uji Spearman dengan derajat kemaknaan p< 0,05. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 50% responden yang dalam pelaksanaan empat pilar cukup, maka kejadian rehospitalisasi lama yaitu 8,8% sedangkan kejadian rehospitalisasi cepat yaitu 41,2%.  Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh bahwa nilai p = 0,000 < 0,05 dan nilai r = 0,806. Disarankan kepada  penderita DM untuk melaksanakan empat pilar dengan menambah pengetahuan tentang penatalaksanaan DM, mengatur pola makan dengan membuat perencanaan makan, melakukan aktivitas olahraga, teratur minum obat hipoglikemik dan selalu mengontrol kadar gula darah agar tetap dalam keadaan normal sehingga penderita DM tidak akan menjalani rehospitalisasi kembali.


Full Text:

PDF

References


REFERENSI

Chairani, (2018).Aktivitas Fisik Pada Diabetes Di Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Salatiga. Jurnal Keperawatan Komunitas, 2(1), 20-24.

Damayanti, S. (2015). Diabetes Melitus dan Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Internasional Diabetes Federation (IDF). 2017. Diabetes Atlas. Edisi ke-8

Perkeni, P. B. (2015). Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PB Perkeni.

Putra W.A dan Berawi K.N.2015. Empat Pilar Penatalaksanaan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2. Universitas lampung.

Restuning, D. (2015). Efektifitas Edukasi Diabetes dalam Meningkatkan Kepatuhan Pengaturan Diet pada Diabetes Melitus Tipe 2. MutiaraMedika:Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 15(1), 35-39

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Tahun 2018 jakarta : Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2018.

Safitri, I. N. (2013).Kepatuha npenderita diabetes mellitus tipe II ditinjau dari locus of control. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(2), 273-290.

Tandra H. 2017. Segala Sesuatu Yang Harus Dikendalikan Tentang Diabetes Panduaan Lengkap Mengenal Dan Mengatasi Diabetes Dengan Cepat Dan Mudah. Edisi kedua. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Utama H, 2009. Penalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu, Edisi 2. Cetakan 7. Balai penerbit FKUI : Jakarta

Waspadji S, Soebekti I, Yunir EM, Sukardji K, 2012. Petunjuk Praktis Bagi Penyandang Diabetes. Jakarta : FKUI.




DOI: https://doi.org/10.48134/jurkessutra.v8i1.21

Refbacks

  • There are currently no refbacks.